Salah
satu bentuk keindahan dari jam-jam keluaran baru adalah seperti gambar
Rolex Explorer diatas: bisa bersinar dalam gelap. Pemakaian zat yang
menyala dalam gelap seringkali digunakan untuk jam-jam sport profesional
yang memang karena kebutuhan akan kemudahan membaca waktu dalam kondisi
gelap. Zat yang berpendar dalam gelap itu sering disebut sebagai
Luminova. Posting kali ini saya akan membahas secara singkat apa yang
dimaksud dengan Luminova. Pada posting sebelumnya anda sudah membaca
juga mengenai zat yang memiliki kemiripan fungsi dari Luminova yaitu
Tritium, saat ini sudah tidak lagi digunakan.
Dari
catatan sejarah kerajaan China, terutama pada masa kekaisaran Zhao Tai
Zhong, zat Luminous pertama kali ditemukan di Jepang lebih dari 1000
tahun yang lalu. Dokumen itu menyebutkan lukisan sapi di dinding-dinding
goa terlihat jelas dalam keadaan gelap gulita, sedangkan ketika
matahari muncul, sapi-sapi itu seolah 'menghilang' dan akan muncul
kembali ketika gelap. Berdasarkan penelitian, cat yang digunakan untuk
melukis dinding itu merupakan cat/zat yang dibuat dari kerang laut.
Karena itu tidak heran kalau banyak lukisan Jepang pada jaman dulu juga
menggunakan zat ini agar lukisannya bisa 'menyala' atau terlihat dalam
gelap.
Pada
tahun 1908, cat luminous dengan kandungan radium dikembangkan untuk
pertama kalinya pada jam tangan dan jam dinding yang diproduksi di
Amerika Serikat. Jenis jam yang sama muncul dan diproduksi juga di Swiss
pada tahun 1911. Di Jepang sendiri, Seiko mulai memproduksi jam dan jam
lemari sejak tahun 1895, tapi tidak memproduksi jam dengan cat luminous
sampai tahun 1927. dan jam lemari seiko pertama yang menggunakan zat
ini diproduksi pada tahun 1931.
Luminova atau seringkali disebut sebagai 'photo-luminescent' atau
'afterglow' pigmen, adalah sebuah standar bagi para pembuat jam tangan
sampai saat ini. Zat yang digunakan adalah non-radioactive dan non-toxic
yang ditambahkan pada jarum dan indeks jam. Beberapa jenis jam bahkan
melapisi dialnya dengan zat ini. Pemilik paten zat ini adalah sebuah
perusahaan Jepang: Nemoto&Co. Ltd. Perusahaan ini berdiri pada tahun
1941 sebagai produsen cat Luminous dan coating. Pada tahun 1960, Nemoto
mengembangkan N-Luminous yang mengandung radium dan cepat menjadi
populer pada saat itu. Karena adanya keprihatinan terhadap lingkungan,
maka segala zat yang mengandung radioactive dikurangi termasuk produk
Luminous yang diproduksi oleh Nemoto ini. Kemudian pada tahun 1993,
Nemoto mengeluarkan produk innovative yang disebut sebagai LumiNova yang
menjawab keinginan para envitomentalis yang meminta pengurangan zat
radio active. Keunggulan LumiNova ini adalah kualitas nyala-nya yang
lebih terang dan lama dibandingkan teknologi sebelumnya. Sehingga secara
langsung para produsen jam beralih menggunakan LumiNova. Sehingga pada
tahun 1998 pemerintah Swiss mengikat kontrak secara eksklusif dengan
Nemoto sebagai supplier LumiNova ke para produsen jam di Swiss.
Kemudian
berkembang sebuah nama baru yaitu: Super Luminova. nama ini baru gencar
beredar setelah tahun 2000. banyak yang mengira bahwa ini adalah
semacam 'edisi revisi' dari Luminova yang telah dikenal sebelumnya.
Namun tidak ada penjelasan yang resmi mengenai pengertian dari Super
Luminova tersebut. Bahkan para ahli akhirnya meyakini bahwa Super
Luminova tidak lebih dari Luminova yang sebelumnya, hanya saja terkait
branding maka disebut sebagai Super Luminova. Perusahaan joint venture
nemoto di Swiss adalah RC Tritec Ltd dan membuka pabrik Luminova di Swiss dengan nama LumiNova AG Switzerland,
karena itulah seringkali orang salah mengira dan menganggap bahwa
Luminova adalah produksi Swiss padahal sebenarnya zat itu adalah murni
buatan dan dipatenkan oleh perusahaan Jepang Nemoto. Saat ini zat
Luminova berkembang menjadi banyak warna. Contoh dibawah adalah
bagaimana zat Luminova berwarna orange diaplikasikan pada dial.
Sejak
beberapa tahun lalu saya mulai 'menggilai' jam-jam antik yang memiliki
penampilan unik dan khas yaitu jam antik yang memiliki kesan dan
penampilan 'belel', terutama pada beberapa bagian yang memang pantas dan
wajar akan berubah belel, seperti jarum, indeks dan dial. Penggemar jam
antik menyebut hal ini sebagai PATINA (dial, hands atau index). Bahkan
ada beberapa orang penggemar jam antik yang hanya mengoleksi jam antik
dengan Patina yang sudah terlihat. Semakin kuat perubahan, semakin
senang.
Gambar
sekumpulan Rolex diatas adalah koleksi seorang rekan penggemar Rolex
antik. Gambar itu menunjukkan beberapa kadar/kualitas perubahan warna
pada jam Rolex GMT. Perbedaan ada pada perubahan warna terutama pada
indeks jam dan jarum, sedangkan warna dial sebenarnya juga berbeda tapi
dalam foto tersebut tidak terlihat jelas.
Sebenarnya,
arti PATINA itu sendiri apa sih? kalau merujuk pada deskripsi yang
merupakan kesepakatan umum, Patina merupakan kondisi berubahnya warna
(menjadi pudar atau bertambah gelap) dan penampilan suatu material
(terutama logam) karena adanya pengaruh dari usia, tingkat oksidasi yang
terjadi dan unsur senyawa kimia yang menjadi campuran logam (atau kayu)
tersebut. Perubahan ini lebih dikarenakan pengaruh alami dan bukan
dikondisikan. Karena itu Patina akan muncul pada barang-barang yang
berusia tua. Nah, karena blog ini adalah blog tentang jam antik, maka
saya akan bicara Patina pada jam antik saja.
Proses
penuaan dengan 'munculnya' Patina pada sebuah jam biasanya terjadi
hanya di beberapa bagian: indeks dan jarum (paling sering terjadi) dan
dial. Seperti sudah disebutkan diatas, bahwa perubahan ini sangat
tergantung pada senyawa kimia yang menjadi campuran warna yang digunakan
pada permukaan jam. Pada gambar diatas adalah contoh sebuah GRAND SEIKO
tua produksi tahun 60-an yang dialnya aging secara sempurna. Patina
pada dial merubah warna dial yang semula (mungkin) satin atau kuning
cerah, berubah warna menjadi kecoklatan bahkan malah cenderung ke arah
ungu-kecoklatan. Kondisi asli jauuuhhh lebih cantik daripada foto,
karena aura yang muncul sungguh unik sekaligus cantik. Informasi jam ini
pertama kali saya dapat dari seorang pedagang kelilingan yang menelepon
saya. Begini dia bilang. "Bang, tadi ada Seiko yang (maaf) pantatnya emas, tapi sudah saya jual karena plat (dial)nya udah 'rusak' parah!".
Sungguh jengkel hati saya karena yang dia maksud plat 'rusak parah'
adalah Patina yang cantik ini. Akhirnya jam ini bisa saya foto juga
karena berhasil dibeli oleh teman saya.
Contoh
berikut adalah model Patina yang lain karena unsur campuran dan
material yang digunakan juga berbeda. Omega seamaster dari awal tahun
50-an ini awalnya berwarna hitam dan karena proses oksidasi yang terjadi
sekian puluh tahun dan mungkin juga pemakaian yang kerap, membuat warna
jam ini berubah menjadi kecoklatan. Kondisi warna dial seperti ini
sering disebut sebagai 'tropical dial' (entah apa maksudnya..).
Perhatikan gambar omega diatas, sabagai bukti bahwa dial jam itu bukan
rusak adalah masih jelasnya semua tulisan pada dial yang berwarna emas.
Sama sekali tidak ada yang hilang atau rusak. Beda misalnya kalau dial
jam rusak dan berubah warna menjadi coklat, tulisan pada dial biasanya
juga akan rusak atau hilang. Apakah anda bisa mendapatkan jam dengan
kondisi dan warna dial yang serupa seperti ini? saya pikir tidak! karena
coklat-nya warna dial jam itu adalah hasil perbuatan alam dan bukan
dikondisikan oleh sebuah percobaan!Bicara
mengenai tropical dial, akhir-akhir ini banyak penggila jam antik
semakin banyak yang mencari jam antik dengan tropical dial. Dan
hebatnya, begitu ada yang menjual, harganya sudah sangat berbeda dengan
jam yang sama dengan kondisi yang masih hitam. Kenapa jadi begitu
dicari? ya karena populasinya yang sedikit! memanfaatkan situasi ini,
Omega bahkan mengeluarkan satu tipe jam legendaris mereka "Speedmaster"
dengan dial berwarna coklat. Waktu saya tanyakan kepada mereka melalui
email, mereka katakan bahwa jam itu memang sengaja dibuat untuk memenuhi
keinginan penggemar jam Speedmaster yang menginginkan dial "tropical",
karena Speedmaster dengan tropical dial yang otentik sangat jarang ada
dan kalau adapun harganya sangat tinggi. Untuk Speedy baru dengan dial
coklat inipun Omega memasang harga yang lebih tinggi dari Speedy biasa.
harga terakhir yang pernah saya tanya adalah Rp.42 juta.
Pertanyaan
yang sering saya terima terkait dengan Patina ini adalah: Faktor apa
yang menentukan cepat tidaknya sebuah Patina muncul pada sebuah jam?.
Ada beberapa pendapat, saya sebut pendapat karena memang tidak ada yang
pernah melakukan survey mengenai berapa lama sebuah patina itu keluar.
Pendapat pertama mengatakan bahwa patina muncul pada indeks dan jarum
(kita fokus ke bagian ini aja), karena eksposure yang intens terhadap
sinar matahari. Pendapat lainnya mengatakan bahwa faktor yang paling
nerpengaruh sebenarnya adalah faktor kelembaban udara yang intens dan
statis selama beberapa lama. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa bukti
dari beberapa orang. Seseorang yang diberi hadiah sebuah Rolex
Submariner hanya menyimpan jamnya di SDB Bank. Dan setelah 10 tahun dia
mulai hendak pakai jam itu, warna indeks dan jarum ternyata telah
berubah menjadi kekuningan. Saya sendiri pernah ditunjukkan oleh teman
sebuah Rolex GMT 16700 kristal yang lama sekali disimpan, karena teman
saya ini nggak ngerti jam dan malas pakai sebab katanya "kalau nggak dipakai suka mati sendiri!". waktu ditunjukkan, jam itu warna indeks nya sudah mulai menguning, dan bagi saya itu malah menambah cantik!
Kalau pendapat saya, proses patina itu muncul adalah arena gabungan pendapat tersebut diatas (pendapat paling aman...).
Mungkin perbedaannya ada pada kualitas patina yang muncul. Sebuah jam
yang lama sekali disimpan dalam tempat tertutup dan lembab, cenderung
perubahan warnanya akan lebih lembut dan merata sempurna ke seluruh
bagian indeks dan jarum. Sedangkan kalau jam yang dipakai sehari-hari
biasanya selain indeks berubah warna, kualitas bahan Lume pada jam akan
tidak sebaik dan sehalus jam yang lama disimpan. Kondisi yang terjadi
misalnya: ada jamur (kecil sekali) berwarna lebih gelap atau
lume yang keropos atau tidak utuh lagi. Coba anda perhatikan foo Rolex
Submariner 16800 diatas dan GMT master 1675 yang dibawah. Bagi saya
Patina yang muncul sangat cantik dan masih tergolong 'lembut'. Mungkin
jam-jam itu lebih banyak disimpan di lemari daripada dipakai. Tapi ada
satu hal yang seringkali membuat 'gatal' dari penampilan jam tua seperti
ini. Seringkali proses oksidasi atau kelembaban udara yang konsisten
itu memakan korban, yaitu jarum jam. Bukan jarum jam keseluruhan tapi
pada bagian yang unsur logamnya tidak ditutupi. Biasanya akan muncul
jamur-jamur kecil atau warnanya berubah jadi seperti kotor. Patina akan
muncul lebih dulu pada jarum, karena komposisi senyawa kimia antara
indeks dan jarum ternyata berbeda, karena itu proses perubahan warnanya
lebih dulu terjadi pada lume yang ada di jarum.
Pertanyaan
menarik berikutnya adalah: sebenarnya jam antik dengan patina yang
muncul apakah benar dikatakan cantik? atau sebenarnya itu malah seperti
'kanker'?
Saya selalu
menjelaskan bahwa ada 2 golongan penggemar jam antik: pertama yang
menyukai jam apa adanya, otentik dan dibiarkan tanpa disentuh. Sedangkan
yang kedua lebih mementingkan penampilan dan kualitas dari jam antik
itu. Bagi orang-orang kedua ini, kondisi jam antik yang re-furbished
adalah sah-sah saja selama yang mengganti itu memang dengan original
parts atau dilakukan oleh pemilik brand. Hal ini bertentangan dengan
kelompok pertama. Bagi mereka, re-dial dan re-furbished adalah hal yang
sangat dihindari, dengan anggapan kondisi sudah tidak otentik! bagi
mereka buluk dan budhuk adalah sah-sah saja karena namanya juga jam
antik. Suatu kali saya pernah meminta teman untuk memoles GMT 1675 saya.
Kebetulan disamping saya ada seseorang penggemar Rolex antik dari luar.
Saat dia tahu tujuan saya untuk memoles jam itu, dia langsung bilang "are you Crazy?!".
Ternyata dia adlah penganut paham pertama dan dia sangat anti hal-hal
seperti itu, bahkan jam dengan banyak gores pun dia tidak pernah mencoba
untuk memolesnya. "That's why we call them Vintage watches, my friend!"
Kembali
ke Patina. Bagi saya pribadi memang akan lebih menyenangkan memakai jam
antik yang sudah menua dan keluar patinanya secara menyeluruh. Karena
bagi saya, jam antik dengan patina menjadi lebih 'berkarakter', unik dan
berwibawa. Sampai suatu kali saat bertemu dengan seorang rekan
penggemar jam antik, dia bilang begini:"Rolex Sub elo kudu sungkem nih sama jam gue..".
Saya awalnya bingung, tapi begitu dia tunjukkan jam yang dia pakai saat
itu saya jadi mahfum. Siang itu dia pakai Rolex Red Submariner Ref.1680
dengan indeks dan jarum yang sudah menguning. Love it!
Biasanya
setiap kali akan GTG acaranya direncanakan beberapa hari sebelumnya,
namun GTG kali ini diadakan secara mendadak karena adanya kebutuhan
sebuah TV swasta yang hendak meliput dunia hobby jam antik. Lokasi GTG
kali ini adalah sebuah cafe kecil dan tidak begitu mencolok yang
letaknya di daerah pejompongan. Beberapa rekan dihubungi tapi karena
acaranya yang mendadak akhirnya hanya 4 orang saja yang bisa datang
siang itu. Walaupun yang hadir hanya 4 orang tapi koleksi yang dibawa
saat itu maut-maut. Gambar diatas adalah menu kami siang itu...Persiapan
sebelum pengambilan gambar dimulai: Bung Marga (Agen M) dengan dibantu
oleh crew dari TV swasta tampak sedang memasang dan mencoba microphone
kecil yang akan digunakan dalam pengambilan gambar dan membicarakan
skenario yang akan ditampilkan.
Namanya
juga kumpul-kumpul penggemar jam antik, yang paling ditunggu adalah
jejeran koleksi yang dibawa oleh teman-teman yang hadir. Dalam posting
ini hanya ditampilkan sebagian kecil saja karena ternyata hasil foto-nya
banyak yang kurang bagus (mungkin sudah saatnya ganti kamera). Koleksi
pertama yang eye catching adalah Heuer Calculator. Jam ini eye catching
karena dimensinya yang memang besar (44mm) serta jenisnya yang langka.
Awalnya jam ini ada di sebuah display toko jam di Hong Kong dengan
tulisan "For display only, not for sale". Tapi entah gimana caranya, akhirnya jam ini toh berhasil juga dibawa ke Indonesia.
Universal
di bawah sebenarnya masih cukup mudah didapat, namun Universal
Polerouter yang dibawa kali ini desainnya sungguh menarik. Warna dial
adalah gilt dengan tulisan semua berwarna emas. Kondisi dial sudah menua
dengan banyak munculnya bercak2 di seluruh permukaan dial yang sudah
mulai berubah menjadi kecoklatan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaX6lLa_5aaZ5sLs6Nqygqg0JZcrE3Elo61VnUORurWdqN-eBHnbfodvJF1BGJU_cFRWvcnWSkMYQ_6Ozz8TpMXkkkaZm0Eov6ygwKHa9Y8MPeUIz4QSMpvwkabV5FzCFmFnHyZZ5bq0HD/s320/100_8105.JPG)
Kebetulan
sekali ke-4 orang yang hadir dalam GTG kali ini membawa juga beberapa
Rolex GMT 1675 dan 1 buah 16750. Yang paling tua dan antik dari ke-7
Rolex GMT ini adalah yang berada di tengah, yaitu 1675 pointed crown
guard (PCG). Finishing dial sudah berubah menjadi kecoklatan karena
faktor usia. Saat ini mulai sulit untuk mendapatkan sebuah Rolex GMT
1675 dalam keadaan bagus karena itu melihat 7 buah Rolex GMT 1675 dan
16750 dapat memanjakan mata!
Rolex
dibawah adalah salah satu jenis Rolex sport antik yang kolektibel dan
bernilai tinggi, yaitu Submariner 1680 dengan tulisan SUBMARINER
berwarna merah. Sebenarnya
tidak ada banyak perbedaan dengan Sub 1680 yang memiliki tulisan
SUBMARINER putih, namun keberadaan sub merah ini memang lebih jarang
karena itu harganya juga lebih tinggi.
Rolex
dibawah ini memang imut-imut karena memang dimensinya hanya sekitar
34mm. Paling kiri adalah Rolex semi buble back dengan desain dial yang
sangat unik. Awalnya kami mengira jam Rolex ini palsu karena warna
dialnya, tapi setelah diteliti lagi dial ini ternyata asli dan tua
usianya. Rolex yang di tengah dan kanan adalah Rolex dengan manual
winding movement. Kesemuanya produksi tahun 50-an.
Menurut
saya, Rolex dibawah ini adalah 'bintang'nya GTG kali ini, yaitu sebuah
Rolex Submariner Ref.5508 No crown Guard yang sering disebut sebagai
Rolex James Bond. Rolex ini produksi tahun 1958 dan terlihat di Film
James Bond "Dr.No" yang dikenakan oleh Sean Connery. Kondisi dial sudah
kelihatan buluk sekali, bahkan indeks semua sudah berubah menjadi
kehitaman, tapi semua tulisan yang berwarna kuning masih terbaca dengan
jelas.
Gambar
di bawah adalah tumpukan jam antik yang menjadi 'santapan' kami siang
ini. Beberapa tipe jam yang menarik tidak sempat dibahas dalam posting
ini seperti: udor 34, udor submariner vintage, Rolex explorer steve mc
queen, itus Asian games, Mido gold plated 80 micron dll.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1nYmQiricbXyhKcdY161bTyLb_e1OblqqFY-ZDsvjkG51L3x8NAc2ZI3FEsD5KFWscOPT063g5yh30V1MpLrccnMgPG4rxJys3R_6O52wCAgSXggw71-m-dWe1ob6JNcAJxg1bQoqifvT/s320/100_8108.JPG)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHnMn5gUATJ9s18f_ZyQrb0bsTc53zfAYsh9GESIZZrAtXFkmiohZEjZT3ObQEHo42XgOWlSxj7Zv7jxW6My07ojh0XJTYbf7sWiLB5jqbVw5FhvhmYrRBQnQUTOxbqMo99oFre4KFtggk/s320/100_8106.JPG)
Selanjutnya
masuk ke merek Omega. Salah satu kejutan dalam GTG ini adalah munculnya
Omega Railmaster dengan menggunakan jarum broad arrow yang sangat
kolektibel. Selama ini jam tersebut hanya disimpan di rumah dan tidak
pernah dibawa saat kumpul2 dengan sesama pehobi. Semua masih original
dan perubahan warna pada indeks dan jarum menjadi kecoklatan menambah
kecantikan jam ini.
Omega
militer dari perang dunia ke-2 ini dibeli oleh teman saya ketika dia
berlibur ke Singapura beberapa tahun yang lalu. Semua bagian kecuali
tali kulit adalah original dan otentik sebagai jam tentara Inggris.
Kondisi masih sangat bagus untuk sebuah jam yang usianya lebih dari 60
tahun.
"The
beauty from the 50's" ini adalah sepasang Omega constellation. produksi
awal tahun 50-an Yang sebelah kiri menggunakan bumper movement cal.354
dalam kondisi yang luar biasa, sukar dipercaya! sedangkan yang kedua
sebelah kanan adalah connie dengan cal.503. Desain connie 503 ini
memiliki indeks yang sering disebut sebagai indeks 'kipas' atau juga
disebut 'kuku macan'.
Setiap
orang yang mengaku dirinya sebagai penggemar berat Omega memang harus
punya tipe omega yang satu ini: Omega Speedmaster Moonwatch. Speedy
moonwatch dibawah adalah dari seri 321, generasi sebelum speedy
moonwatch yang sering kita lihat dengan manual winding movt cal.861.
Kondisi Omega 321 dibawah masih sangat bagus dengan warna indeks jam
yang sudah mulai menguning.
Pengambilan
gambar sudah selesai, ngobrolin jam juga sudah banyak, sedangkan waktu
makan siang sudah lewat. Akhirnya teman-teman yang hadir memutuskan
untuk istirahat dan makan siang dulu...
Sudah
cukup lama perhatian saya teralihkan dari brand Panerai setelah
beberapa kali memiliki beberapa tipe, dan saya kembali ke 'selera asal'
yaitu Rolex, Omega dan Seiko. Keinginan untuk mencoba memiliki dan
memakai Panerai mulai muncul ketika saya membaca sebuah laporan GTG
paneristi di New York beberapa waktu lalu. Dan juga ketika salah seorang
rekan mendatangkan begitu banyak strap panerai de Indonesia. Karena
sebelumnya saya selalu memiliki Panerai yang steel, maka kali ini saya
mencoba untuk memiliki Panerai dengan material Titanium. Frankly
speaking, sebenarnya saya kurang begitu suka dengan jam titanium karena
bagi saya warnanya kurang menarik (kusam) dan tidak 'bling-bling'
seperti steel. Tapi kalau saya punya steel lagi, nggak ada bedanya dong
dengan koleksi sebelumnya...
Kebetulan salah seorang teman dekat
sesama penggemar jam dan kebetulan seorang penggemar berat Panerai
menawarkan saya jam ini (dari beberapa tawaran dia yang lain). Ini
adalah satu-satunya jam titanium dalam pilihan itu. Sebelumnya saya
memang ingin sekali punya PAM 111 (historic design dengan jarum detik),
tapi tidak pernah kesampaian. Kebetulan PAM 177 yang ditawarkan ini
adalah kembaran dari PAM 111 tapi dengan material titanium. Kebetulan
sekali!
PAM
177 adalah model Luminor Marina (Marina menunjukkan water resist yang
lebih dalam: 300m) dengan material titanium, berdiameter 44mm, memiliki
jarum detik dan manual winding movement. Bawaan asli tipe ini adalah
rubber strap dan crocodile strap berwarna coklat tua (cenderung ke
maroon) seperti gambar diatas. Gambar PAM 177 diatas adalah gambar dari
blog rekan sesama penggemar jam, karena saya belum sempat ambil foto jam
ini dengan strap aslinya.
Seperti halnya para penggemar Panerai
umumnya, hal pertama yang dilakukan adalah dengan mencaridan mengganti
strap asli dengan custom strap, sedangkan strap yang asli disimpan.
Begitu juga yang saya lakukan. Kebetulan saat ngobrol sore dengan
seorang rekan sehobi, dia membawakan beberapa jenis custom strap dari
merk Kain Heritage. Karena penampilan titanium ini cenderung berwarna
gelap maka saya cari strap kulit yang warnanya juga soft. Maka
dipilihlah strap berwarna coklat yang lembut, dan ternyata bagus sekali
dipasangkan dengan casing titanium!
Kualitas
strap dari Kain Heritage ini menurut saya bagus dan rapi buatannya.
Finishing dan jahitan dibuat rapi, sedangkan kelenturan kulit tetap
baik. Jahitan berwarna gelap serta buckle dibuat dalam finishing brushed
steel. Buckle bawaan dari Kain ini unik karena size-nya yang besar.
PAM
177 masih menggunakan manual winding movement Cal.OP XI 17 jewels yang
merupakan pengembangan baru dari Cal.OP II. Movement ini (seperti juga
manual winding panerai lainnya) masih menggunakan movement manual dari
ETA yaitu Cal.6497/2 dengan 21,600 bph. Perbaikan dari Cal.OP II adalah
perbaikan pada swan neck regulator dan desain ulang bridges-nya oleh
Panerai. Salah satu efek-nya adalah lama nya power reserve yang menjadi
56 jam.
Seperti
pada desain tipe Historic lainnya, PAM 177 juga memiliki transparant
caseback sehingga kita bisa menikmati kinerja manual movement-nya. PAM
177 dibuat sejak tahun 2004 (seri G) dan sampai sekarang jumlah produksi
per tahunnya sangat sedikit, yaitu 2004: 500 buah; 2005: 900 buah,
2006: 800 buah; 2007: 500 buah; 2008: 700 buah dan 2009: 500 buah. Pam
177 yang saya miliki ini merupakan produksi tahun 2006 (Seri I).
Seperti halnya dengan PAM 111 dengan
tahun produksi yang sama, PAM 177 ini sudah menggunakan dial model
'sandwich' yaitu sistem finishing dial yang 2 tingkat, dimana tingkat
yang di bawah dilapisi dengan lapisan luminova yang dapat menyala dalam
gelap. Sedangkan diatasnya lempengan yang dilobangi untuk penunjuk
indeks jam.
PAM
177 menggunakan sapphire kristal Corundum setebal 3,5mm dengan anti
reflective coating. Ketebalan kristal ini akan terlihat dari sisi
samping.
Anggapan
awal saya terhadap jam dengan material titanium yang cenderung terkesan
kusam ternyata keliru, karena PAm 177 ini ketika dipakai terlihat
menarik dan 'kalem'. Mungkin desain titanium ini terlihat jadi menarik
karena desain jam yang tidak terlalu rame dan mungkin juga karena
size-nya yang besar (44mm) sehingga lebih terkesan low profile dan tidak
menylok ketika digunakan. I LOVE IT!..
Saat pertama kali saya melihat jam ini
di sebuah forum arloji di internet, saya langsung tertarik dengan
penampilannya yang sangat klasik. Jam ini merupakan re-issued dari jam
pilot yang digunakan oleh angkatan udara China (PLAAF) pada tahun 1963.
Karena itu tidak ada sama sekali tulisan berbahasa Inggris pada dial.
Tulisan China yang letaknya di posisi angka 6 (katanya) bermakna "China"
dan kalimat dibawahnya berarti "Tianjin Watch Factory". Desainnya
dibuat semirip mungkin dengan versi aslinya. Diameter jam ini 38mm tanpa
crown dan semua terbuat dari stainless steel. Yang menarik dari jam ini
selain desain dial adalah cerita dari movement yang digunakan, yaitu
clone dari manual chronograph movement Venus 175.
Venus 175 diproduksi bersamaan dengan
keluarnya Lemania 2310 dari pabrik mereka Fabrique d'Ebauches Venus
S.A. di Moutier antara tahun 1940 dan pertengahan 60an. Venus 175 banyak
digunakan oleh banyak jam chronograph selama era tahun 40 dan 50-an.
Breitling menggunakannya pada edisi awal tipe Chronomat dan Rodania
menggunakannya pada tipe single button chronographs. Venus 175 sudah
lama tidak lagi diproduksi, namun masih banyak pabrikan maupun
individual yang masih memiliki movt ini dalam kondisi NOS untuk
digunakan pada jam2 mereka dengan sedikit modifikasi.
Yang paling menarik dari sejarah Venus
adalah bagaimana movt 175 ini bisa berpindah tangan ke Seagull (pabrik
jam milik pemerintah China di Tianjin). Sekitar tahun 1957, sebuah
pabrik jam di Moscow mulai memproduksi tiruan dari edisi awal Venus –
yaitu Cal. 150. Movement ini kemudian menjadi legenda bagi 'Strela'
movement (buatan Soviet) pada saat itu. Beberapa tahun kemudian Venus
berencana untuk mengurangi jumlah movement yang mereka buat dan mulai
berencana melakukan upgrade terhadap movement 175, menjadi Cal. 180.
Rencana itu ternyata membutuhkan biaya besar, dan untuk mensiasatinya,
Venus berniat menjual alat-alat produksi movement 175 mereka yang tidak
terpakai.
Pertama kali, mereka menghubungi
Soviet yang sebelumnya pernah menjiplak movement Venus. Tapi ternyata
karena suatu sebab politik, transaksi itu tidak terjadi. Kebetulan pada
saat yang bersamaan pemerintah China sedang berencana utuk membuat jam
chronograph untuk pilot pesawat tempur mereka dan sedang mencari
movement yang akan dipakai untuk keperluan itu. Sebelumnya, pemerintah
China selalu menggunakan movement dari Soviet “Strella” untuk jam-jam
mereka, namun karena ada konflik politik maka pemerintah China berusaha
mencari sumber yang lain. Venus kemudian menawarkan kepada pemerintah
China semua alat-alat untuk memproduksi untuk cal.175.
Jadi,
kalau dibilang movement jam Seagull ini palsu, tidak juga, karena
Seagull membuat movement ST-19 (sebutan mereka untuk manual chronograph
19 jewels) dengan peralatan yang sama dengan yang digunakan oleh Venus
dalam memproduksi movement ini. Memang pada prakteknya Seagull melakukan
beberapa perbaikan terhadap movement ini hingga menjadi lebih baik.
Seagull ST 19 atau Venus 175 ini adalah sebuah coloumn wheel manual
chronograph yang handal, seperti juga movement chronograph dengan
coloumn wheel lainnya. Perbedaan dengan versi asli dari Venus 175 adalah
dari sisi finishing movement saja.
Pada bagian caseback digrafir dengan
jelas sebuah kata dalam aksara China, logo Angkatan Udara China dan
tahun yang menunjukkan versi asli dari jam itu yaitu 1963.
Desain dial dibuat satin finished
dengan variasi indeks arabic dan broad arrow berwarna emas. Bagian yang
menarik dari dial ini adalah penggunaan warna biru untuk jarum jam dan
chronograph, sedangkan jarum detik besar berwarna merah. Desain tombol
chronograph berbentuk kecil seperti jam-jam chronograph jaman dulu dan
bentuk crown utama yang pipih. Jam ini dibuat hanya dalam jumlah sedikit
dan saat ini sudah mulai banyak orang terutama penggemar jam2 pilot
memburu keberadaan jam ini. Hal ini mungkin disebabkan karena desain
yang klasik dan movement yang sudah teruji kehandalannya. Jam ini saya
beli dalam keadaan New Old Stock, bahkan sticker biru di tombol
chronograph masih ada. COPYAN DARI ARIF YULIANTO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar